JABAROKE.COM– Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Republik Indonesia (RI) melalui Direktorat Jenderal (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), dan Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan Literasi Kesehatan : Cegah dan Stop Penyebaran Tuberkulosis (TBC), di Kampus I STIKES Karsa Husada Garut, Jalan Subyadinata, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jum’at (24/2/2023).
Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Wiryanta, mengatakan, kegiatan Literasi Kesehatan : Cegah dan Stop Penyebaran TBC ini adalah langkah dari Kemenkominfo RI untuk hadir di Kabupaten Garut, dalam rangka membantu Kementerian Kesehatan RI, dalam mengkampanyekan ataupun membangun kognitif di masyarakat mengenai cara mencegah atau menghentikan penularan TBC.Ia memaparkan, pihaknya mengundang dua narasumber yang ahli di bidangnya yaitu Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat UPT Garut, dr. Pupu Syaeful Mufti dan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surachman.
“Nah inilah yang sebetulnya sinergi kolaborasi yang tentu saja dibangun kita bersama-sama, kami membantu Kementerian Kesehatan untuk melakukan literasi kesehatan terutama untuk cegah dan juga stop penularan TB,” ucap Wiryanta.
Ia menambahkan, sebelumnya Indonesia berada di nomor tiga penularan TBC terbesar di dunia, namun saat ini sudah naik menjadi nomor dua. Maka dari itu, imbuh Wiryanta, pihaknya harus sekuat tenaga untuk meliterasi masyarakat bagaimana mencegah TBC.
Penularan TBC, menurutnya, sangat erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, di mana penyebab dari TBC sendiri adalah bakteri. Sehingga perilaku hidup sehat sangat penting dilakukan oleh masyarakat.
“Nah ini sangat erat dengan kebersihan lingkungan dan juga sangat erat dengan yang biasa kami lakukan, teman-teman lakukan dari Kominfo itu mengkampanyekan mengenai PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) itu ada di keluarga, ada di masyarakat, nah ini jadi tidak bisa sendirian,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu narasumber, dari Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat UPT Garut, dr. Pupu Syaeful Mufti, mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, baik masyarakat umum maupun mahasiswa, agar masyarakat dapat mengenal terkait penyakit TBC.
“Saya tadi menyampaikan terkait pencegahan penularan penyakit TBC. Jadi penyakit ini adalah penyakit infeksi paru-paru yang sangat mudah menyebar ke masyarakat di sekitarnya. Jadi disampaikan bagaimana gejalanya, bagaimana pengobatannya, dan apa yang harus bisa kita lakukan supaya kita bisa menuntaskan penyakit TBC ini dengan mencegah, jangan sampai makin banyak lagi,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, bahwa kondisi penyakit TBC ini masih sangat tinggi di Indonesia, jika dilihat dari prosentasi angka yang meninggal karena TBC adalah sebanyak 11 orang perjam. Meskipun begitu, imbuhnya, masih ada orang yang terkena TBC yang belum terdeteksi, sehingga orang tersebut berisiko menularkan kepada orang lain.
“Nah intinya TBC ini bisa disembuhkan, jadi kalau ada yang bergejala TBC, batuk sesak sampai keluar darah ya intinya batuknya nah itu ditemukan, pastikan dia TBC, (dan) obati. Nah yang penting diobati dan diobati itu harus sampai tuntas. Nah tuntas karena pengobatannya kan panjang ya sampai 6 bulan jadi itu harus ditemani oleh Pengawas Menelan Obat atau PMO namanya,” lanjutnya.Ia berharap, masyarakat dapat lebih _aware_ terhadap penyakit TBC ini, karena TBC merupakan penyakit yang sangat menular dan sangat berbahaya. Jika TBC sudah diobati sampai tuntas, lanjutnya, maka hal itu dapat memutus rantai penularan TBC.
“Kemarin kita takut dengan covid seperti itu, sebetulnya itu jauh lebih berbahaya dan lebih banyak penderitanya dan yang meninggalnya pun lebih banyak. Nah kalau masyarakat sudah lebih _aware_, nanti bisa apa namanya mencegah penularan TBC sehingga bisa kita eliminasi di 2030,” katanya.
Di tempat yang sama, Pembantu Ketua I Bidang Akademik STIKES Karsa Husada Garut, Elang M. Atoilah, menyatakan rasa terima kasihnya kepada Kemenkominfo dan Dinas Kesehatan yang telah melaksanakan kegiatan seminar kesehatan, dan memberikan informasi kepada mahasiswa dan masyarakat, terkait penanganan dan pencegahan TBC.
“Ini penting buat kita semua untuk menurunkan kasus TB paru di Kabupaten Garut khususnya, dan mudah mudahan secara nasional juga ikut menurun gitu kasusnya. Ya, ini sangat baik sekali dan ucapan terimakasih,” ujarnya.
Ia mengatakan, kegiatan ini diikuti 100 orang, terdiri dari perwakilan mahasiswa dan masyarakat sekitar terutama kader-kader kesehatan yang bergerak untuk melayani masyarakat.
“Harapannya mudah mudahan informasi yang diberikan melalui seminar ini bisa bermanfaat, bisa menurunkan kasus TB paru, khususnya di Kabupaten Garut, umumnya kepada masyarakat seluruh Indonesia, karena ini merupakan tugas kita bersama untuk bersama sama untuk mengatasi permasalahan khususnya TB paru ini,” tandasnya.(RLS)